Liburan?
Liburan natal dan tahun baru kali
ini tak begitu banyak yang bisa diceritakan. Hanya dirumah seperti biasa, dan
bersenang - senang menikmati sisa - sisa hari libur yang masih bisa dinikmati
sebelum masanya habis. Mungkin jika ada yang pernah berkata tentang tidur –
bangun – makan – tidur lagi, itu lah yang yang saya alami selama satu liburan
ini. Selama liburan yang saya lakukan tidak ada yang benar - benar penting,
saya akui, semua hanya dijalani dengan santai. Hanya saya jalani untuk menghilangkan
stress UAS yang masih tersisa karena mental ataupun secara jasmani.
Semua hari libur saya habiskan
waktunya untuk menonton salah satu anime di
laptop yang saya miliki. Tidak ada satu pun hari libur saya lewatkan sebelum
menonton paling tidak 2 episode. Memang, ada saatnya laptop saya membutuhkan waktu
untuk istirahat saat sudah benar - benar
panas, tetapi itu puy saya manfaatkan waktunya untuk menyalakan hp dan mulai
membaca komik yang hari itu sedang update,
atau membaca asal komik - komik yang sedang populer. saya tidak menonton,
tetapi semua hari saya lewatkan dengan layar laptop menyala di depan muka. Jadi
wajar, saat ayah, ibu, atau pun kakak saya kesal melihat saya terus - menerus menatap
layar yang terbuka di depan mata yang menyala, apapun itu jenis layarnya.
Karena hal inilah, ibu dan kakak
saya berinisiatif untuk membawa saya keluar dari rumah yang mungkin, jika
dihitung - hitung bisa mendekap di rumah dan tak melihat keadaan lingkungan
luar selama 3 hari berturut - turut. Kami pun pergi ke Mall Of Indonesia, atau
yang biasa lebih dikenal sebagai MOI, untuk jalan - jalan, sembari menemani
adik saya yang mempunya kelas di sana selama dua hari seminggu. TIdak hanya
itu, saya juga diminta untuk selalu ikut berenang, kapan pun ibu saya menginginkannya.
Cara itu memang sedikit efektif,
tetapi seperti yang saya tulis, hanya sedikit, tidak benar-benar efektif.
Karena pada akhirnya, apapun yang dilakukan, saya akan kembali membuka laptop dan
menatapnya dengan intens sesampainya dirumah. Yang pada akhirnya, saya
mendapatkan akibatnya sendiri. Tepat pada 2 Januari 2017, dengan nada yang
sedikit lebih tinggi daripada biasanya, ibu melarang saya untuk menonton anime, apapun lagi selama liburan.
Dengan patuh, saya tak lagi
menonton anime. Saja juga merasa
bersalah sebenarnya. Semua berusaha membuat saya tidak mengurung diri dengan
laptop terus - menerus, tapi saya tak menghargainya dan malah membuat mereka
semakin kesal. Seharusnya saya lebih memerhatikan sekitar dan menuruti kata -
kata ibu saya untuk berhenti. Karena pada akhirnya, saat itu saya mendapatkan
balasan lebih, ditambah dengan sebuah amarah dari seorang ibu.
Ya… Walaupun tetap tidak ada yang
bisa menhentikan saya untuk selalu membaca komik. Yang dilarang adalah menonton
anime, bukan membaca komik, kan?